Kamis, 22 Januari 2015

Ragam Sastra Untuk Anak Usia Dini



RAGAM SASTRA UNTUK ANAK USIA DINI
oleh Elly Agustina

A.  Ragam Sastra
Dalam berbagai literatur tentang sastra secara garis besar menyebutkan ada empat ragam karya sastra, yaitu puisi, prosa, prosa liris, dan drama. Sugono mendefinisikan puisi, prosa dan drama adalah sebagai berikut :[1]
1.   Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus.
2.   Prosa adalah jenis sastra dengan pentuk paragraf yang bebas menggunakan kata-kata yang diinginkan pengarang. Prosa lebih dikenal dengan cerita kehidupan dan bahasa prosa sangat dekat dengan bahasa sehari-hari.
3.   Drama adalah jenis karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan lewat lakuan dan dialog (percakapan) para tokoh. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung.
Prodopo menjelaskan bahwa prosa dan puisi hanya dibedakan kadar kepadatannya. Yang padat disebut puisi, sedangkan yang tidak padat disebut prosa. Berdasarkan kepadatan itulah seringkali ada prosa yang dikatakan puitis, yaitu prosa yang memiliki sifat puisi, dan ada pula puisi yang disebut prosais (puisi yang tidak padat, menyerupai prosa). Perbadaan prosa dan puisi itu bukan perbedaan bahannya, melaikan perbedaan aktivitas kejiwaan. Perbedaan puisi dan prosa berdasarkan aktivitas kejiwaan dapat dilihat dalam table berikut:[2]
No.
PUISI
PROSA
1.
Memadatkan (kondensasi)
Menyebar (disperse)
2.
Sugestif dan asosiatif
Bercerita (informatif)
3.
Ekspresi kreatif (mincipkakan kata-kata)
Sifat ekspresi konstantif (menyebarkan kesan-kesan dari ingatan)
4.
Kata-kata tidak keluar dari simpanan ingatan, melaikan kata-kata dalam puisi dilahirkan (dibentuk). Kata sama dengan pikiran.
Sifat kreatif proasa hanya terlihat pada rencana dan pelakasanaannya, kata-kata/bahan-bahan telah tersedia. pengarang hanya menyusun ulang.
5.
Menyatakan sesuatu secara tidak langsung
Menyatakan sesuuatu secara langsung.
6.
Pencurahan jiwa yang bersifat liris (emosional) dan ekspresif
Pengungkapan gagasan yang bersifat epis atau naratif
7.
Seringkali isi dan kalimat-kalimatnya bermakna konotasi
Pada umumnya bermakna denotasi, walaupun memang ada beberapa karya yang isinya konotasi.

1.      Puisi
Menurut Tarigan (1984:4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeisis” yang berarti penyair. Sedangkan dalam bahasa Inggris, puisi disebut dengan istilah poem yang berarti syair atau sajak. Arti ini lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi ”hasil sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan”.[3]
Para ahli sastra membagi jenis puisi dalam beberapa aspek, ditinjau dari segi periodisasi kelahiran puisi terdapat puisi lama/klasik/tradisional dan puisi baru/modern. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain:[4]
1)      Jumlah kata dalam 1 baris
2)      Jumlah baris dalam 1 bait
3)      Persajakan (rima)
4)      Banyak suku kata tiap baris
5)      Irama
Puisi lama/tradisional dikenal dengan berbagai bentuk seperti mantra, syair, pantun, gurindam, pribahasa, soneta, talibun dan lain-lain. Sedangkan dalam puisi baru terdapat puisi bebas. Namun, sejalan dengan perkembangan sastra, pengertian puisi sebagai karya sastra yang terikat oleh pembarisan, pembaitan, rima, dan periodus tak lagi bersifat mutlak. Para penyair Indonesia Angkatan 45 dan sesudahnya banyak mencipta puisi tanpa memedulikan aturan keterikatan tersebut. Apalagi sekarang ini bermunculan wujud puisi yang bermacam-macam, seperti puisi naratif karya WS Rendra, puisi tipografi karya Sutardji Calzoum Bachri dan lain sebagainya.
Puisi-puisi yang ada sekarang sudah tidak lagi terpasung oleh aturan-aturan jumlah kata maupun suku kata dalam tiap lariknya. Demikian pula rumusan persajakan, tidak lagi menjadi pedoman utama dalam menulis puisi. Berikut adalah contoh Puisi yang dibuat untuk anak:

 DI KEBUN BINATANG[5]

Aku melihat burung di kandang
Tak bisa terbang aduuh kasihan
Kuberi makan tetapi enggan
Akhirnya burung dibawa ke dokter hewan
             Sekarang aku menjadi senang
             Karena si burung sudah bisa terbang
Kuberi makan bersama kawan
             Si burung terbang di kandangnya yang besar

2.      Pantun
Pantun (yang searti dengan padi) adalah jenis puisi lama berasal dari Melayu (Indonesia) yang terdiri atas empat baris, memiliki rima (persamaan bunyi) / a b a b, dengan baris pertama dan kedua merupakan sampiran (semacam teka-teki) dan baris ketiga dan keempat merupakan isi. Pantun merupakan puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
Contoh :
Ada pepaya ada mentimun    (a)
Ada mangga ada salak
   (b)
Daripada duduk melamun
   (a)
Mari kita membaca sajak
   (b)

Untuk membuat pantun anak tentu harus memperhatikan beberapa hal yang sesuai denga karakteristik Anak Usia dini yang akan dibahas pada point selanjutnya, terlebih dahulu di bawah ini adalah contoh pantun untuk anak:
Buah duku dari Palembang
Buah anggur dari bosnia
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia

3.      Sajak
Sajak merupakan karya sastra yang berciri mantra, rima, tanpa rima atau pun kombinasi keduanya. Kekhususan sajak jika dibandingkan dengan bentuk sastra lain terletak pada kata-katanya yang topang-menopang dan berjalinan dalam arti dan irama. Dalam sajak terdapat rima yang diartikan sebagai pengulangan bunyi berselang yang terjadi dalam larik(baris, leret) atau pada akhir larik-larik yang berdekatan. Contoh Sajak anak adalah:

MATAKU
Aku punya mata
Mataku ada dua
Mata kiri dan Kanan sama indahnya

Aku melihat dengan mata
Aku bisa melihat semua benda dengan mata
Karena mata, aku bisa melihat dunia
Aku bisa melihat ayah, ibu dan rumahku
Aku bisa melihat ibu guru dan sekolahku
Aku bisa melihat ibu guru membacakan buku
Aku juga bisa membaca buku
Sehingga aku punya banyak ilmu
Aku menjadi juara satu dikelasku

4.      Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca atau sering disebut closed drama. Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antar tokoh. Berikut contoh drama yang sarat pesan cocok untuk anak:

Ikhlas Bersedekah
Pada suatu hari
Ketika Ali bin Abi Thalib
Baru keluar dari mesjid
Beliau dihadang seseorang

Fulan : “Apa tuan bernama Ali bin Abi Thalib?”
Ali : “Iya, ada apa?”
Fulan : “Maaf, ini uang milik ayah Tuan”
Ali : “Milik ayah saya?”

Fulan : “Iya, dulu ayah tuan pernah bekerja untuk saya. Ini bayarannya”
Ali :”Alhamdulillah, terima kasih banyak”

Kemudian Ali bin Abi Thalib dengan gembira segera kembali ke rumahnya menemui istrinya, Fatimah.
Ali : “Assalamu ‘alaikum”
Fatimah: “Wa’alaikumussalam”
Fatimah: “Tuan membawa apa?”
Ali : “Membawa uang dari ayah sebanyak 3 Euro”

Ali bin Abi Thalib segera bercerita beliau menceritakan kepada Fatimah tentang pertemuannya dengan seseorang yang memberinya uang
Fatimah : “Alhamdulillah…kalau begitu, kita bisa membeli makanan”
Saat itu, di rumah Ali bin Abi Thalib memang tidak ada makanan sedikit pun. Dengan gembira Ali pun pergi ke pasar.
Ali : “Saya akan beli roti buaya”

Setibanya di pasar seorang fakir-miskin sedang meminta-minta mengharapkan kemurahan hati Orang-orang yang datang ke pasar
Si miskin : “Tuan-tuan yang beriman! Adakah yang ingin memberikan uangnya untuk Allah?” “Saya musafir yang kehabisan bekal”
Tanpa berkata apa-apa Ali langsung memberikan uangnya 1 Euro kepada si pengemis. Lalu, pergilah beliau membeli dua potong roti. Sepotong 1 Euro. Kemudian pulang ke rumah.
Ali : “Assalamu ‘alaikum”
Fatimah: “Wa’alaikum-salam”
Fatimah: “Tuan membawa apa?”
Ali : “Membawa 2 potong roti”

Ali bin Abi Thalib segera bercerita Beliau menceritakan kepada Fatimah tentang seorang pengemis yang diberinya uang 1 Euro.
Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada untuk kita beli makanan”

Baru saja roti itu dihidangkan di atas meja tiba-tiba datang seorang anak yatim mengetuk pintu.
Anak Yatim : “Tuan, bagilah saya sesuatu”
Ali : “Berikanlah dia sepotong”
Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada sepotong lagi untuk kita”

Beberapa menit kemudian muncul seorang laki-laki yang mengaku sebagai tawanan perang
Si Tawanan : “Tuan, saya sudah tiga hari tidak makan”
Ali : “Berikanlah dia yang sepotong itu”
Fatimah : “Alhamdulillah… kita masih bisa bersedekah.”
“Masih banyak orang yang lebih susah dari kita”

B.  Menumbuhkan Semangat Bersastra Bagi Anak Usia Dini
Pemaanfaatan sastra dalam pendidikan anak usia dini akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak apabila dilakukan secara tepat dan benar. Sarumpet dalam bukunya mengutip pendapat Davis yang menyebutkan bahwa secara teoritis sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisannya dilakukan oleh orang dewasa.
Pengajaran Sastra dalam bentuk puisi, sajak, pantun atau drama dapat mengembangkan hal-hal berikut:
1.      Kesadaran fonemik, adalah kemampuan untuk membentuk bunyi-bunyi di dalam kata-kata yang merupakan pertanda penting untuk belajar membaca.’
2.      Keterampilan mengingat. Belajar puisi dan sajak membantu anak mengingat sejumlah besar informasi yang diinginkannya.
3.      Aktif mendengarkan. Mendengarkan puisi, sajak dan nyanyian membantu mengembangkan keterampilan mendengarkan.
4.      Lelucon dengan bahasa. Kelas dapat penuh dengan tertawa dan energi positif bila anak melafalkan puisi, sajak atau pantun. Kegiatan-kegiatan verbal tersebut juga dapat diiringi oleh gerakan-gerakan motorik baik halus maupun kasar yang menyenangkan anak.
       Dalam memilih puisi, sajak, pantun atau drama ada beberapa hal yang menjadi pedoman, yakni:
1.      Panjangnya. Karya yang terlalu panjang akan membuat anak kesulitan dalam mengingat baris-baris dan dapat menjadikannya putus asa dengan pengalaman tersebut.
2.      Pengulangan. Pilihlah puisi atau sajak yang memasukkan kata-kata kunci, karena anak dapat menikmati pengulangan yang memudahkannya menguasai puisi atau sajak tersebut.
3.      Topik. Topik yang dipilih dapat disesuaikan dengan tema apa yang sedang diusung dalam pembelajaran sehingga tercipta kesinambungan yang menyenangkan
Dengan pemanfaatan yang tepat, maka bisa dipastikan sastra bagi anak usia dini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan dapat membantu perkembangan anak pada tahap selanjutnya
C.  Kesimpulan
Sastra dengan berbagai ragamnya baik puisi, sajak, pantun atau drama merupakan sarana yang baik untuk membantu perkembangan bahasa, seni, kinestetik dan aspek lainnya bagi anak usia dini. Oleh karena itu pemanfaatannya harus dilakukan dengan cara yang tepat dan menyenangkan agar tujuan pendidikan yang sesungguhnya dapat tercapai.













DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan & Dendy Sugono (ed). 1999. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa. 
Herifirmansyah, “Perbedaan Puisi, Syair, Sajak dan Pantun”, http://herifirmansyah89.wordpress.com/puisi/perbedaan-puisi-syair-sajak-dan-pantun/ diakses tanggal 23 Oktober 2014
Mustofa, Syamsi. “Ikhlas bersedekah”.http://syamusi4.blogspot.com/2009/05/ikhlas-bersedekah-naskah-drama-ringan.html diakses tanggal 23 Oktober 2014.
Prodopo, Rachmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi . Yogyakarta : Gadjah Mada Univetersity Press
Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Bahasa dan Sastra. Jakarta: Depdiknas.
____________. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Sarumpet, Riris K Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Seefeldt, Seefeldt & Barbara A Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah, Jakarta: Indeks, h.  386.

Solihin, Akhmad. “Puisi dan Sajak Untuk Anak TK dan PAUD. http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/11/puisi-dan-sajak-untuk-anak.html. diakses tanggal 23 Oktober 2014.









[1] Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas. h. 159.
[2] Prodopo, Rachmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi . Yogyakarta : Gadjah Mada Univetersity Press. h. 11.
[3] Mas Adhi. Apresiasi Puisi. http://sinaubsi.blogspot.com/p/apresiasi-puisi.html diakses tanggal 23 Oktober 2014
[4] Ibid.  
[5] RA Miftahul Jannah. Kumpulan Syair Untuk Anak Usia Dini/TK. http://www.ra-miftahul-jannah.sch.id/2012/12/kumpulan-syair-untuk-anak-usia-dinitk.html diakses tanggal 23 Oktober 2014


1 komentar:

  1. S1288poker adalah penyedia taruhan poker online dengan uang asli yang dapat dipercaya dan dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan anda dalam bermain poker online menggunakan uang asli.
    Untuk dapat bermain poker di S1288poker,com sangat mudah, anda dapat melakukan deposit minimal Rp.10.000,- dengan keuntungan semaksimal mungkin.
    kelebihan lainnya adalah anda dapat bermain tanpa harus menghawatirkan adanya program atau penggunaan bot pada website S1288poker,com karena di S1288poker permainan player vs player. (PIN BBM : 7AC8D76B)

    BalasHapus