BRAIN BASED LEARNING
PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Oleh:
Elly Agustina
Banyak pakar yang melakukan pengkajian terhadap keberadaan otak manusia, Amerika mencanangkan tahun 1990-2000 sebagai brain era dengan melakukan banyak kajian yang menghasilkan temuan-temuan mutakhir tentang otak. Sebagaimana yang sudah jamak kita ketahui Otak sangat besar peran dan fungsinya pada keberlangsungan hidup manusia. Otak adalah bagian susunan saraf pusat (SSP) yang tersimpan dalam rangka tengkorak. Hubungan otak dengan bagian-bagian saraf lain di tubuh membentuk jalinan saraf yang mengatur seluruh kegiatan organ tubuh. otak mempunyai peran penting dalam perkembangan anak. Dengan berkembangnya otak anak tentu akan memungkinkannya memiliki berbagai kecakapan hidup yang akan berguna bagi proses survive dan aktualisasi diri anak di kemudian hari.
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan ada banyak inovasi yang telah dilakukan, baik yang
berkaitan dengan kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, model pembelajaran
dan lain-lain. Brain based learning atau pembelajaran berbasis otak
sebagai salah satu model pembelajaran sebenarnya mempunyai daya tawar
tersendiri yang menarik untuk dikemukaan terlebih jika penerapannya diterapkan
pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan
ilmu interdisipliner, artinya melibatkan berbagai disiplin keilmuan seperti
filsafat, kesehatan dan gizi, neurosains, psikologi dan lain-lain. Oleh karena
itu seorang pendidik PAUD seyogyanya memahami dasar-dasar keilmuan tersebut.
Taufiq Pasiak dalam buku Revolusi IQ/EQ/SQ mengambarkan betapa
fatal akibat kerusakan otak bagi manusia. Jenderal Sudirman hanya dengan paru-paru
yang sebelah mampu memenangkan Perang Gerilya, Paus Paulus Yohanes II mampu
memimpin umat Katolik sedunia justru dengan jantung yang dipasangi alat pemacu
(pacemaker). Mantan presiden Soeharto di saat sedang gencar-gencarnya
isu reformasi dan pengusutan kasus-kasus yang menimpanya justru menurut
diagnosa dokter mengalami gangguan otak yang menimbulkan gangguan kepribadian
dan mengubah 180 derajat kepribadiannya. Demikian halnya dengan Prsiden RI
ke-4, Abdurrahman Wahid, konon kabarnya sikap-sikap politik presiden seperti
inkonsistensi, suka berbicara sembarangan, megalomania, tidak sensitif, percaya
diri yang tinggi dan berkurangnya pengendalian diri dianggap disebabkan
gangguan pada otaknya.
Masa Golden Age
yang telah jamak diketahui sebagai masa lonjakan belajar pada periode hidup
manusia. Berbagai potensi berkembang dengan pesat pada periode ini, baik
kapasitas maupun kapasitas kognitif, fisik, emosional dan bahasanya. Yang tak
kalah penting dan menjadi center segalanya adalah keberadaan otak.
Penting bagi orangtua, pendidikan atau siapapun yang menaruh antusiasme pada dunia parenting untuk mengetahui perkembangan
otak yang dimiliki anak agar mampu memberikan nutrisi dan perlindungan yang
tepat bagi otak anak guna keberlangsungan hidup dan maksimalisasi potensi anak
untuk masa depan.
Perkembangan Otak Pada Anak Usia Dini
Istilah
perkembangan acapkali disandingkan dengan pertumbuhan dalam beberapa kesempatan
terkadang justru kedua istilah ini menjadi rancu dan terkesan tumpang-tindih.
Tumbuh menurut Patmonodewo berarti bertambah dalam ukuran. Pertumbuhan tidak
hanya di pengaruhi oleh jumlah dan macam makanan yang dikonsumsi tubuh tetapi
juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti psikologis, perkembangan sosial,
proses sosial atau hubungan antara pengasuh dan anak yang baik. Berbeda halnya
dengan perkembangan yang diartikan sebagai perubahan dalam kompleksitas dan
fungsinya. Lebih rinci ia menjelaskan bahwa perkembangan kognitif dan sosial
anak dipengaruhi oleh pertumbuhan sel
otak dan perkembangan hubungan antar sel
otak, oleh karenanya meskipun masih dalam kandungan kondisi kesehatan dan gizi
yang diberikan Ibu akan mempengarui pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hamalik menambahkan bahwa dalam
literatur pendidikan dan psikologi, pertumbuhan (growth) meliputi
kematangan, perkembangan dan belajar. Kematangan lebih bersifat biologis karena
menunjuk pada proses intrinsik dari pencapaian tahap-tahap perkembangan anak,
sedangkan perkembangan menunjuk kepada perubahan yang progresif pada organisme
tidak saja secara fisik tetapi juga dalam segi fungsinya dan belajar sendiri
merupakan aspek perkembangan yang menunjuk kepada perubahan perilaku sebagai
hasil praktik dan pengalaman.
Senada dengan
pendapat tersebut, menurut Hurlock pertumbuhan tidak saja menjadikan tubuh anak
lebih besar secara fisik, tetapi struktur organ dalam dan otak pun turut meningkat. Pertumbuhan otak tersebut menyebabkan anak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berpikir. Karenanya
peretumbuhan lebih bersifat kuantitatif sehingga lebih mudah untuk diukur
Sebaliknya perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif.
Ia dapat didefenisikan sebagai deretan progresif dan perubahan yang teratur dan
koheren. Progresif menandakan perubahan terjadi secara terarah maju bukan
mundur, sedangkan koheren dan teratur menunjukkan adanya hubungan nyata antara
perubahan yang terjadi dengan apa yang terjadi sebelumnya.
Bila melihat
berbagai defenisi di atas, secara samar terlihat bahwa sesungguhnya otak
mempunyai peran penting dalam perkembangan anak. Dengan berkembangnya otak anak
tentu akan memungkinkannya memiliki berbagai kecakapan hidup yang akan berguna
bagi proses survive dan aktualisasi diri anak di kemudian hari.
Kata
brain dalam bahasa Inggris yang berarti otak
berasal dari kata Anglo Saxon, braegen. Orang Yunani menyebutnya enkephalos
dari kata encephalon yang kemudian digunakan sebagai istilah kedokteran
untuk menyebut otak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, otak diartikan
sebagai kumpulan saraf-saraf yang menjadi isi kepala alat berpikir.
Otak adalah bagian susunan saraf
pusat (SSP) yang tersimpan dalam rangka tengkorak. Hubungan otak dengan
bagian-bagian saraf lain di tubuh membentuk jalinan saraf yang mengatur seluruh
kegiatan organ tubuh. Otak mempunyai cara kerja yang
sungguh menakjubkan. Struktur otak yang ada akan berpengaruh pada perilaku,
metabolisme, pelepasan hormon dan aspek fisiologi tubuh lainnya.
Sebagai bagian sensitive, otak dijaga
oleh lima penjaga utama yang dikenal dengan singkatan SCLAP: S (Skin,
termasuk rambut kepala), C (subCutan tissue), lapisan bawah kulit yang
banyak mengandung pembuluh darah), A (musculo Aponeurotica, otot-otot di
kepala), L (subaponeurotic Layer, mengandung sedikit pembuluh darah) dan
P (Pericarnium, tulang-tulang kepala) setelap SCLAP masih ada “kertas”
pembungkus otak (meningen) yang terbagi atas bagian yang keras (durameter)
dan lembut (piameter).
Beberapa bagian penting dan dapat dijelaskan pada bagian otak antara lain:
Otak depan yang terdiri dari:
a.
Otak besar (cerebrum), berupa bongkahan-bongkahan besar yang
terlihat terbelah dua di dalam rongga tengkorak. Alur yang membaginya disebut fissure longitudinal, belahan atau bagiannya disebut hemispher. Inilah yang kemudian diistilahkan hemispher kanan (otak
kanan) dan hemispher kiri (otak kiri). Otak kiri mengatur hal-hal
yang bersifat rasional seperti matematika atau bahasa dan otak kanan mengatur
hal-hal yang bersifat “irrasional” atau intuitif dan berhubungan dengan seni.
Kulit otak yang membungkus bongkahan
atau lobus otak dengan berbagai variasi sehingga kita dapat
membedakan belahan satu dengan belahan lainnya. Beberapa bongkahan tersebut
antara lain: lobus frontal (di depan/dahi, bertanggungjawab pada kegiatan:
gerakan yang disengaja, berpikir, kepribadian, perencanaan dan penyusunan
konsep), lobus
occipital (di belakang kepala, mengatur kerja
penglihatan), lobus
temporal (di seputaran telinga, bertanggungjawab
terhadap persepsi, pemrosesan bahasa, pendengaran, ingatan, suara dan bunyi) dan lobus parietal (di
puncak kepala, bertanggungjawab pada kegiatan berpikir dan pengaturan memori,
menunjukkan lokasi spasial, perhatian dan kendali motorik).
b. Talamus, bertanggungjawab
menyalurkan informasi yang masuk ke bagian-bagian penting otak.
c. Hipotalamus, bagian ini mengatur rasa
lapar, kenyang, perilaku seksual, secara khusus juga mengatur keseimbangan
tubuh seperti suhu, tekanan darah dan detak jantung.
Perkembangan Otak di Usia Dini
Terkait dengan perkembangan otak,
Lily menyebutkan bahwa otak manusia mengalami dua perkembangan. Pertama
Filogenetik, yakni perkembangan dari kelompok sel, ikan, amfibi, reptil dan
mamalia. Kedua Ontogenetik, pada perkembangan Ontogenetik inilah terjadi “ Brain
Growth Spurt“ ( laju cepat perkembangan otak) yang mulai terbentuk dari
usia janin 4 bulan sampai umur 2 tahun
setelah lahir. Laju perkembangan tersebut secara tidak langsung dibuktikan oleh
bertambahnya berat otak, 50 gram dalam bentuk Janin, 400 gram saat lahir, 1000
gram di usia 18 bulan dan melambat pada masa pubertas 1375 gram untuk berat
otak anak laki-laki dan 1250 gram anak perempuan.
Berk menyebutkan bahwa antara umur 2 dan 6 tahun, otak
meningkat dari 70 % menjadi 90 % di usia dewasa.
Irianto dalam buku “ Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis “ menjelaskan tentang pertumbuhan otak.
Otak tumbuh jauh sebelum bayi lahir, dalam bentuk embrio ia mulai dicetak pada
usia 3 minggu, saat terbentuk silinder penuh berisi cairan yang diketahui
sebagai tabung “neural” yang kemudian mengalami pembelahan 250 ribu kali per
menit, saat itu otak dan simpul saraf telah terkoneksi. Selanjutnya pada usia 6
Minggu kegaduhan otak yang disebabkan oleh adanya pembelahan tersebut semakin
menjadi, hal ini berkaitan pula dengan munculnya pembuluh darah dalam jumlah
yang sangat banyak yang bertugas untuk menyalurkan zat asam (oksigen) ke setiap
sel. Di tahun pertama otak anak mengalami perubahan luar biasa dan mulai
memproduksi triliunan koneksi.
Selama
dua tahun pertama anak mengalami perkembangan otak dan hubungan antar sel
(koneksi) terbesar sepanjang hidupnya. Setahun kemudian anak mempunyai lebih
dari 300 triliun koneksi yang mungkin tidak akan terjadi lagi sepanjang
hidupnya.
Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya otak mengandung bermilyar-milyar sel otak (sel neuron)
yang terus tumbuh sampai usia 2 tahun dan menetap sesudahnya. Selanjutnya
perkembangan tersebut dilanjutkan oleh “nerve cell connection”. Neuron
yang terdiri dari badan sel dan cabang-cabanya (dendrit sebagai penerima impuls
dan neurit penyalur impuls dari badan
sel), hubungan antar dendrite disebut sinaps akan menimbulkan terjadinya
komunikasi antar sel neuron. Komunikasi sinaps terus mengalami perubahan dan
modifikasi. Pertumbuhan dendrite atau sinaps ini akan menimbulkan kapasitas
otak yang lain yakni plastisitas otak.
Sistem saraf janin dan bayi berbeda dengan orang dewasa, baik struktur
maupun fungsinya. Perkembangan otak janin pada beberapa minggu sampai 6 bulan
pertama kehamilan, sangat pesat karena peningkatan jumlah sel otak yang
menyebabkan kenaikan berat otak. Pada manusia bagian terbesar dari periode
perkembangan pesat terjadi pada masa post-natal (setelah lahir) yang berlanjut
sampai anak berusia 3 tahun.
Kecepatan berkembangnya otak pada periode ini dapat diamati dari cepatnya
otak bertambah berat yaitu dari 400 gr atau 25 persen waktu lahir menjadi
hampir 3 x lipatnya atau 75 persen setelah tahun kedua. Myelinasi terjadi saat
anak masih dalam kandungan dan berlanjut setelah kelahiran. Myelinasi jalan
visual terjadi sesaat setelah kehiran hingga bulan pertama, sedangkan myelinasi
auditori berlangsung hingga usia 4 atau 5 tahun dan beberapa aspek myelinasi
lainnya pada masa remaja. Dalam dua tahun pertama juga terjadi peningkatan
drastis hubungan sinapsis, yang diikuti oleh pemutusan secara bertahap di tahun
pertengahan hingga akhir prasekolah.
Daerah-daerah otak tidak matang dengan serta-merta ketika baru lahir,
myelinasi pada lobus frontal di tahun pertama memungkinkan anak memiliki
kendali psikologis terhadap dirinya seperti aktivitas tidur dan gerakan
refleks. Di usia 2 bulan, pusat kendali motoriknya berkembang hingga
memungkinkannya secara tiba-tiba mampu mengenggam objek yang dekat dengannya,
usia 4 terbentuk hubungan neural yang memungkinkan terbentuknya kedaalaman
persepsi dan di bulan ke 12 pusat bicara anak mulai diseimbangkan sehingga
memungkinkan berbagai keajaiban seperti pengucapan kata pertamanya. Myelinasi
bagian otak yang berhubungan dengan perhatian yang terfokus tidak lengkap
hingga usia 4 tahun. Antara umur 3-6 tahun, area lobus frontal tumbuh cepat
yang menimbulkan kemampuan perencanaan, pengaturan tindakan baru dan kemampuan
kosentrasi dan baru di usia 6 hingga masa puber, terjadi perkembangan lobus
temporal dan pariental yang memainkan peran bahasa dan hubungan spasial pada
anak.
Berk mengungkapkan bahwa ”as formation of synapses, cell death,
myelination and synaptic pruning occur, preschoolers improve in a wide variety
of skills, physical coordination, perception, attention, memory, languagge,
logical thinking and imagination”.
Kita bisa memahaminya bahwa pembentukan sinapsis, kematian cell, myelinasi
dan terjadinya pemangkasan sinaptis pada anak prasekolah akan memperbaiki atau
memperluas aneka jenis kemampuan, kordinasi fisik, persepsi, perhatian, memori,
bahasa, pikiran logis dan imajinasi yang dimiliki olehnya.
Stimulasi lingkungan sangat
diperlukan karena adaptasi otak dengan stimulus lingkungan inilah yang akan
menimbulkan “dendritic sprouting”,
makin banyak anak diberi stimulus dengan lingkungan maka anak tersebut akan
semakin cerdas. Jadi pada 2 tahun pertama merupakan kesempatan emas untuk bagi
orangtua dan guru namun dengan adanya teori yang menyebutkan bahwa sel neuron
dapat terus tumbuh sampai usia berapapun.
Menginjak usia sekitar sepuluh tahun misalnya, Sekitar separuh
hubungan telah
mati pada kebanyakan anak, tetapi masih meninggalkan sekitar 500 triliun yang
akan bertahan sepanjang hidupnya. Hingga usia 12 tahun, Otaknya sudah dilihat
sebagai spons super yang paling banyak menyerap sejak kelahiran hingga usia
sekitar 12 tahun. Selama tahap ini dan khususnya di tiga tahun pertama; bahasa, dasar-dasar berpikir, tingkah laku,
pandangan, karakteristik lain dan bakat diletakkan pondasinya. Maka kesempatan emas pun akan lebih terbuka untuk memberikan asupan
dan stimulus yang tepat untuk otak anak.
Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik
kualitas maupun kuantitas, yang hal ini menyebabkan keanekaragaman individual
yang tidak identik. Periode perkembangan cepat dari otak ini merupakan peluang
emas yang tidak boleh dilewatkan. Yang harus ditekankan adalah otak bayi
menunggu pengalaman seperti rangkaian penglihatan, bau, suara, sentuhan, bahasa
dan kontak mata untuk menentukan bagaimana hubungan antar neuron terbentuk.
Terkait
dengan kecerdasan anak, Dr. Richard Masland, Direktur Institut
Penyakit Saraf dan Kebutaan di Amerika Serikat menyebutkan 3 faktor yang
bekerjasama menentukan kecerdasan anak, yakni:
1.
Keadaan otak anak beserta susunan sarafnya merupakan turunan dari
orangtua.
2.
Perubahan atau kerusakan pada susunan saraf yang diakibatkan oleh
cidera atau penyakit baik pra maupun pasca lahir.
3.
Lingkungan dan pengalaman anak itu sendiri
Donald Holding Hebb, seorang pakar
neurofisiologis justru menyebutkan bahwa inteligensi berasal dari pengalaman,
tidak ditentukan secara genetik, sehingga pengalaman masa kecil lebih
mempengaruhi kecerdasan dibandingkan pengalaman yang didapat saat anak telah
dewasa.
Sebagai sistem saraf pusat, otak
seringkali dikatkan dengan kecerdasan. Beberapa literatur memang menyebutkan
hubungan antara keduanya. Kecerdasaan tidak berdiri tunggal banyak faktor yang
mempengaruhinya termasuk asupan gizi pada saat pertumbuhan sel-sel otak.
Apabila seorang anak dalam periode terpenting pembentukan otak 0-3 tahun
kebutuhan gizinya terpenuhi terutama protein maka sel-sel otaknya akan tumbuh
optimal, semakin banyak sel otak yang tumbuh berpengaruh pada besarnya potensi
kecerdasaan yang dimiliki anak.
Untuk
memaksimalkan potensi otak yang dimiliki setiap anak, ada beberapa cara yang
bisa dilakukan para pendidik dan orang tua:
1. Memberi asupan gizi yang cukup. Ada beberapa jenis makanan yang
baik untuk perkembangan otak, antara lain: Ikan laut dan sayuran hijau. Makanan
instan yang banyak beredar di pasaran dengan bahan pewarna, penguat rasa dan
pengawet memang disukai anak-anak, konsumsi yang berlebihan dan terus-menerus
dapat menimbulkan gangguan pada susunan syaraf otak.
2. Memberikan perlakuan positif, seperti rasa kasih sayang,
penghargaan dan motivasi. Pada pembahasan mengenai mindset, perlakuan
positif apalagi bila hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang akan sangat
berpengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang.
3. Memberi stimulus permainan dan pengalaman baru pada anak. Dalam
berbagai literatur disebutkan bahwa permainan apalagi yang dilakukan dalam
kondisi yang menyenangkan akan membantu perkembangan otak anak karena
sesungguhnya sambungan-sambungan otak menunggu pengalaman-pengalaman baru yang
diperoleh anak agar bisa tersambung dan membentuk informasi baru, pengalaman
ini dapat diperoleh anak dari alat inderanya atau melalui permainan yang
dilakukannya. Beberapa penelitian juga menyebutkan pengaruh musik terhadap
perkembangan otak anak, tidak hanya musik klasik tetapi musik-musik yang
“sehat” pun dapat merangsang perkembangan otak anak.
4. Memberikan keamanan dan menjaganya dari hal-hal yang dapat merusak
otak. Beberapa hal yang harus diantisipasi adalah:
b. Cidera karena kecelakaan.
c. Racun.
Penutup
Struktur otak
manusia memang ditentukan secara genetis, namun fungsinya sangat bergantung
dengan interaksi anak dengan lingkungannya, karenanya anak di masa golden
age, masa pembentukan otaknya harus diberi berbagai pelayanan; memberikan
rasa aman dan kasih sayang, memperkaya
stimulus, memperhatikan kesehatan dan keamanannya serta memberikan pendidikan
sedini mungkin.
Daftar
Pustaka
Berk, Laura E. Development Through the Life Span. Printed in
the United States of America, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Naskah Akademik Kajian Kebijakan
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Diknas, 2007.
Echols Jhon M
& Hasan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. cet. XXVI
Jakarta: Gramedia, 2005.
Fridani, Lara dkk. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Given, Barbara K. Brain Based
Teaching. Bandung: Kaifa, 2007.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2009.
Hergenhahn, BR & Mathew H Olson. Theories Of Learning.
Alih Bahasa. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana, 2008.
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan
Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga, tt.
Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2005.
Pasiak, Taufik. Revolusi IQ, EQ, SQ Menyingkap Rahasia
Kecerdasan Berdasarkan Al-Qur’an dan Neurosains Mutakhir. Bandung: Mizan,
2008.
Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:
Rineka Cipta, 2003.
Santrock, John
W. Child Development. terj. Mila Rahmawati & Anna Kuswati. Jakarta:
Erlangga, 2007.
Staf IQEQ, “Perkembangan
Otak” (http://yudhim.blogspot.com/2008/01/
perkembangan-otak-i.html)
dalam Google, co.id. diakses tanggal 16 Februari 2010.
Silberg.
Jakckie. Brain games (Permainan yang Merangsang Otak Anak). Alih Bahasa.
Alexander Sindoro. Batam: Karisma Publishing Group, 2004.
Suharso &
Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya,
2005.
Sujiono, Nurani Yuliani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indeks, 2009.
Sunartyo, Nano. Membentuk Kecerdasan Anak Sejak Dini.
Jogjakarta: Think, 2006.
Ulwan, Abdullah Nashih. Pendidikan Anak dalam Islam Jilid I.
cet. III. Jakarta: Pustaka Amani, 1994.
Yudi, “Perkembangan Otak” (http://www.f-buzz.com/2009/01/18/perkembangan-otak-di-awal-awal-tahun/) dalam Google.co.id.
diakses tanggal 16 Februari 2010.
S1288poker adalah penyedia taruhan poker online dengan uang asli yang dapat dipercaya dan dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan anda dalam bermain poker online menggunakan uang asli.
BalasHapusUntuk dapat bermain poker di S1288poker,com sangat mudah, anda dapat melakukan deposit minimal Rp.10.000,- dengan keuntungan semaksimal mungkin.
kelebihan lainnya adalah anda dapat bermain tanpa harus menghawatirkan adanya program atau penggunaan bot pada website S1288poker,com karena di S1288poker permainan player vs player. (PIN BBM : 7AC8D76B)