Oleh Elly Agustina, S.Sos.I
A. Pendahuluan
Montessori adalah salah satu tokoh yang menjadi referensi dalam
dunia pendidikan anak usia dini. Tahun 1896, wanita yang lahir (1870) di
Chiaravile, Italia ini menjadi Doktor wanita pertama yang mendapat gelar Doctor
of Medicine.
Sebagai seorang dokter Montessori juga tertarik pada anak. Saat bekerja
sebagai asisten klinik psikiatri di Universitas Roma dan bergaul dengan para
perempuan dan anak ia menghadapi murid
idiot, yang memiliki otak yang lemah, karena mereka tidak berfungsi baik di sekolah maupun di
keluarganya, mereka dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa bersama para kriminal,
hal ini menjadikannya sangat peka terhadap nasib anak-anak yang terkurung tidak dapat
melakukan apa-apa dan tidak mendapat stimulasi sensori apapun. Ketika
mereka diambilkan makanan, mereka akan bertiarap di lantai mencari remah-remah.
Terpikir olehnya bahwa harus ada usaha yang berbeda untuk merubah prilaku
mereka, ia kemudian mencoba belajar tentang dunia di sekitar mereka.[1]
Dari pekerjaanya yang berhubungan dengan anak-anak yang menyandang cacat
mental, Montessori banyak menemukan ide dan gagasan untuk pendidikan anak
normal.[2]
Karya dan pemikirannya menjadi sumbangan yang sangat berharga,
beberapa karyanya antara lain: Beberapa karya yang telah disumbangkan
Montessori adalah: Il metodo della
pedagogia scientifica (1909), Antropologia pedagogica (1910),
Dr. Montessoris own handbook, 1914, L'autoeducazione nelle scuole
elementarii (1916), The child in the church (1929), Il segreto
dell'infanzia (1938), Formazione dell'Uomo (1949), The absorbent mind
(1949; Bahasa Italia: La mente del bambino, 1952), L'Educazione e
Pace (1949; 1972) dan De l'Enfant à l'Adolescent (1948).[3]
Tulisan ini dibuat untuk
mengetahui aplikasi metode Montessori dengan menggunakan rujukan utama buku Montessori:
Play and Learn; A Parent’s Guide to Purposeful Play From Two to Six, yang
ditulis oleh Lesley Britton. Selain itu penulis juga menggunakan beberapa sumber
sekunder untuk lebih memahami metode tersebut dan mencari padanannya dalam
beberapa literatur Islam.
B.
Memahami
Karakter Anak
Pemikiran Montessori sering dianggap pemikiran yang melampaui zamannya, bila
ditelaah lebih jauh idenya tentang pendidikan anak usia dini di abad 19-an
masih relevan untuk diterapkan hingga saat ini. Sebelum memahami lebih jauh
mengenai metode Montessori ada beberapa ide utama dari Montessori yang harus
diperhatikan, yakni: [4]
1.
Untuk
memfasilitasi perkembangan kepribadian yang unik dari anak
2.
Untuk
membantu bersosialisasi, menyesuaikan diri dengan baik secara emosional dan
tumbuh sebagai anak yang kuat dan bahagia
secara fisik.
3.
Untuk
membantu perkembangan kapasitas intelektual anak secara utuh.
Agar
anak berkembang secara normal pada tahap perkembangan kedua di usia 6-12 tahun,
maka ia harus berkembang dengan baik pada tahap sebelumnya, di 0-6 tahun. Cacat
karakter yang dialami anak adalah akibat yang ditimbulkan dari kesalahan
perlakuan yang dialami anak di awal-awal tahun kehidupannya.[5]
Karenanya orangtua dan guru sangat perlu memperhatikan karakter kepribadian
anak yang tentu berbeda antara satu dengan lainnya.
C. Mengembangkan Kepribadian
Ide Montessori dikenal sebagai pembelajaran terpadu, yang mempercayai
bahwa pemahaman terbentuk dengan; kontruksi anak, kreatifitas personal, partisipasi
aktif dengan lingkungan dan aktualisasi
diri. Ia mengidentifikasi beberapa perbedaan tahap-tahap perkembangan dan
percaya bahwa kedewasaan seseorang tergantung dari kemajuan melalui setiap tahap yang memuaskan.Tahap tersebut ialah:
1.
Selama
tahap pertama (masa kanak-kanak), anak perlu dIbuat untuk merasa aman dan menjalin
hubungan yang menyenagkan dengan orangtua, pengasuh atau Ibu penggantinya, oleh
karena itu kebutuhan fisiknya harus dipenuhi.
2.
Pada
tahap berikutnya, anak perlu mengembangkan kebebasan. Dia selalu membutuhkan orangtua,
khususnya ketika ia berusaha untuk melakukan sesuatu sendiri, karena
jika ia terlalu sering mengalami kegagalan, ia akan kehilangan kepercayaan diri
dan mulai meragukan kemampuan dirinya sendiri. Montessori yakin bahwa pada usia
3 tahun, seorang anak telah meletakkan
dasar-dasar kepribadiannya.
3.
Pada
tahap akhir berlangsung dari usia 3-6, sesuai dengan ”fase-dari pikiran yang
mudah menyerap”, kepribadian anak akan menjadi lunak cukup untuk menjadi ”normal”, ini berarti bahwa dengan berhati-hati dan
penanganan yang simpatik, ia akan menjadi dirinya sendiri dan akan tampak
bahagia serta berarti dalam dunianya.
Montessori memandang perkembangan
anak usia dini sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia juga memahami
pendidikan sebagai aktivitas diri, mengarah pada pembentukan disiplin pribadi,
kemandirian dan pengarahan diri. Tiga tahap ketaatan yang
membawa anak kepada disiplin diri menurutnya adalah:
1.
Tahap Pertama: 0 - 18 Bulan
Pada tahap ini anak belum mengerti tentang konsep ketaatan, namun anak
sudah bisa diajarkan untuk konsisten dan sensitif untuk membina hubungan antara
orangtua dan anak, yang penting adalah pemenuhan
semua kebutuhan Anda dengan tenang dan penuh kasih.
2.
Tahap
Kedua: 18 bulan- 4 Tahun
Periode ini adalah masa transisi terkadang anak terlihat taat namun juga
bisa sebaliknya, tergantung pada seberapa banyak anak mengerti. Kunci untuk
periode ini adalah menciptakan suatu lingkungan yang kondusif sehingga ia dapat
mengeksplorasi secara bebas tanpa harus terus-menerus mendengarkan kata ”tidak”
dari orangtuanya. Untuk itu seyogyanya orangtua harus selalu meluangkan waktu
untuk menjelaskan segala sesuatu, supaya anak
memiliki pemahaman untuk tumbuh, dan menghindari marah pada anak. Anak akan
sangat peka untuk meminta sehingga penting untuk membentuk rutinitas yang
memberikannya rasa aman.
3.
Tahap
Tiga: 4 - 6 Tahun
Pemahaman anak meningkat pada periode ini, ia
akan mengatakan keinginannya dan memahami apa yang dikatakannya. Hal penting
pada tahap ini adalah memberikan anak waktu untuk menyelesaikan kegiatannya.
Artinya, orangtua harus mengatur segala sesuatu sehingga tidak selalu harus
bergegas membantu atau menghentikannya saat mengerjakan aktivitas seperti
bermain atau sekedar cuci tangan. Kita tidak dapat mengharapkan seorang anak
untuk belajar berkonsentrasi bila selalu menggangunya di tengah jalan. Kepuasan
bagi anak ketika menyelesaikan tugasnya merupakan bagian integral dari Metode
Montessori untuk anak, inilah yang kemudian menjadi reward dalam dirinya
sendiri dan mengarah ke kedisiplinan diri.
D. Peran Orangtua
Pada enam tahun anak memiliki karakteristik tersendiri, untuk itu ada
beberapa aturan penting yang harus dimiliki orangtua:
1.
Memungkinkan
kebebasan dengan batasan yang telah ditentukan.
2.
Menghormati
karakter anak
3.
Tidak
memaksakan keinginan orangtua pada kepribadian anak.
Ada beberapa peran orangtua yang
paling penting, antara lain:
Berikut beberapa peran orangtua dalam proses sosialisasi:
a.
Jangan
terlalu posessive pada anak karena akan menghambat minatnya untuk
mengeksploitasi diri dan menemukan jati dirinya, anak yang over protected
sangat cemas dan kurang orisinal dari temannya
b.
Jangan
menuntut anak terlalu tinggi, biarkan anak mencari orangtua saat ia butuh, bukan
berarti orangtua harus mengurangi kehangatan pada anaknya atau tak
memperdulikannya. Jika orangtua menunjukkan keinginan yang berlebihan maka anak
akan mencari kasih sayang dari orang dewasa lain, seperti guru. Hal ini akan
menyebabkan anak mungkin kurang percaya diri dan tidak mengembangkan kemampuan
untuk berkonsentrasi dengan baik.
c.
Jangan
otoriter karena akan menyebabkan anak Anda untuk menjadi takut, bisa saja ia sementara
terlihat patuh dan sopan. Padahal hal itu bukan ketaatan yang sebenarnya, ia
melakukan apa yang diperintahkan untuk menghindari kerIbutan. Anak akan menjadi
baik atau sebaliknya; memberontak, melawan, mengomel, menjadi agresif atau
sulit diatur.
d.
Jangan
terlalu santai. Menjadi over-permissive, menghasilkan seorang anak yang
cenderung menunjukkan perubahan suasana hati dari penuh percaya diri menjadi
kurang percaya diri dan kesulitan mengembangkan pengendalian diri. Orangtua
semestinya bersifat demokratis, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dan
membiarkannya bebas untuk mengekspresikan ide-idenya dengan tetap memperhatikan
kesiapan orangtua menghadapinya. Orangtua yang mendorong anaknya mengembangkan
keterampilan dengan cara yang tepat dan rasa aman akan menjadikan anak mampu
mengendalikan diri dan bahagia.
2. Peran Orangtua Dalam
Mengembangkan Kapasitas Intelektual Anak
Secara
umum definisi kecerdasan adalah kemampuan mempelajari keterampilan baru dan
menggunakannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan budayanya. Karena setiap
keterampilan memiliki nilai budaya, pandangan dan jenis kecerdasan yang berbeda,
termasuk kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan mempelajari fakta-fakta, kemampuan
untuk memecahkan masalah dan kemampuan untuk menggunakan informasi dengan cara
yang kreatif.
Montessori
menekankan beberapa cara penting bagi orang dewasa guna membantu anak-anak
mengembangkan potensi intelektual secara penuh yang dapat disimpulkan secara praktis
sebagai berikut:
a.
Biarkan
anak menjadi aktif, sehingga membuatnya belajar melalui eksplorasi indra
terhadap dunia di sekelilingnya.
b.
Kenali
periode sensitif anak dan biarkan ia mengulang suatu aktivitas sampai ia
menyempurnakannya.
c.
Mengenali
pentingnya motivasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap belajar anak.
Sesungguhnya anak bisa belajar dengan permainan sederhana yang mendidik, tidak perlu mahal. Orangtua bisa memanfaatkan barang-barang yang ada untuk permainan anak, misalnya tanpa disadari saat ia menumpuk panci dan menyortirnya, itu merupakan elemen penting pada pembelajaran matematika awal, atau ia bisa membongkarnya kembali untuk mengetahui volume sebagai elemen lain dalam matematika awal. Secara praktis orangtua dapat melakukan hal-hal berikut:
a.
Mendorong
belajar secara mandiri.
Salah
satu dari banyak manfaat dari metode Montessori adalah membentuk anak menjadi
pembelajar independen. Cara mendorong anak belajar secara mandiri ini adalah
dengan memungkinkan anak untuk melakukan kegiatan yang paling disukai dan
menyelesaikannya, kemudian membiarkan ia menemukan sendiri kesalahannya.
Orangtua seringkali tergoda untuk mengganggu dan memberi tahu anak bahwa ia
telah melakukan kesalahan. Padahal jika orangtua membiasakan menunggu anak akan
menemukan sendiri bagaimana cara melakukannya dengan benar. Kelas-kelas yang
diajarkan Montessori memiliki apa yang disebut sebagai control of eror
didalamnya yang berarti bahwa ada sesuatu yang memberikan anak petunjuk kepada
jalan yang benar dalam melakukan kegiatan.
b.
Orangtua
bisa melakukannya di rumah.
Misalnya
jika orangtua menginginkan anaknya dapat mengatur meja dengan benar, terlebih
dahulu buatlah ia yakin memiliki jumlah pisau
yang benar, hingga ia akan tahu bila ada pisau yang kurang, dan tahu
dimana tempat untuk mengembalikan dan mencari
di mana pisau yang hilang. Orangtua tidak perlu berkata ”Kamu salah!”
agar ia terbiasa mendapatkan hal-hal benar yang dapat dilakukan oleh dirinya
sendiri dan menjadi pelajar mandiri
c.
Menjadi
seorang model.
Anak akan memperoleh sebagian besar pembelajaran melalui menonton dan meniru orang dewasa
atau anak-anak lain. Menyadari aspek pembelajaran ini, orangtua seharusnya mempertimbangkan
dengan hati-hati cara berperilaku di depan anak. Sebagai contoh, anak yang
sedang mengamati orangtua; agresif mungkin berpikir ini adalah normal dan bahwa
tidak apa-apa apabila ia menjadi agresif juga. Di sisi lain, jika ia dibesarkan
oleh orangtua yang selalu lembut dan ramah, dia cenderung meniru perilaku dan
sadar mencoba untuk menirunya, selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang
sangat lambat dan hati-hati sehingga ia dapat dengan mudah mencontoh orangtuany
dan akhirnya belajar membuat keterampilan baru.
d.
Bantulah
anak Anda untuk belajar segala hal
secara bertahap
Ketika
bekerja dengan anak-anak dengan kebutuhan khusus, Montessori mengamati bahwa
lebih mudah bagi mereka untuk mengetahui jika ia mengajarkan suatu hal pada
suatu waktu dan memastikan bahwa mereka telah mencapai tujuan pertama
sebelum bergerak ke tahap berikutnya. Ia juga melakukan pendekatan ini dengan anak-anak normal dan menemukan bahwa
hal ini juga dapat diterapkan pada mereka. Untuk menunjukan anak pada sesuatu
yang baru, pastikan bahwa jangan terlalu cepat untuk memberi petunjuk, dan
buatlah petunjuk kecil agar ia dapat mengatasi masalah dengan nyaman dan
berhasil.
e. Bantu anak Anda mengembangkan konsentrasi.
Jika
orangtua dapat membantu anak mengembangkan konsentrasi pada usia dini itu
berarti akan memberikan keterampilan yang akan bermanfaat bagi persiapan
sekolah. Montessori menyarankan cara agar orangtua dapat mengembangkan konsentrasi
adalah dengan selalu memastikan bahwa aktivitas apapun yang diberikan kepadanya
sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Anak-anak akan
kehilangan minat ketika segala sesuatu terlihat terlalu sulit atau sebaliknya, terlalu
mudah.
f. Mendorong
sikap positif untuk belajar.
Jika orangtua memiliki
sikap positif ketika anak berusaha untuk mempelajari sesuatu, anak akan
termotivasi dan pada gilirannya ia akan menjadi positif juga.
g.
Bantu dia mengembangkan
keterampilan memori.
Ada beberapa jenis
memori; ada anak yang dapat belajar lebih mudah dengan menghafal, ada juga memiliki
visual yang baik, yang lain mungkin mempunyai pendengaran yang lebih baik,
sementara ada juga yang mengingat dengan baik melalui gerakan, terkait dengan
ini Montessori menyusun
beberapa permainan untuk membantu visual dan memori auditori.
h.
Mendorong pengembangan bahasa.
Montessori menulis banyak tentang pentingnya perkembangan bahasa selama enam
tahun pertama kehidupan saat ia berada dalam periode sensitif. Beberapa penelitian
telah menunjukan ketertarikan pada hubungan antara bahasa dan pembelajaran atau
bahasa dan berpikir. Montessori termasuk pengagas teori yang menyatakan bahwa
anak dilahirkan dengan kemampuan alami untuk berbahasa dan berkomunikasi, meningat
keberadaannya sebagai manusia tentu memiliki struktur bawaan yang memungkinkan
kita memahami suara dan kata-kata yang kita dengar. Sejak awal bayi sudah dapat
berkomunikasi dengan orangtua terutama Ibunya. Ia suka mendengar suara Ibu,
melihat wajah Ibu dan memberi tanggapan dengan tersenyum. Yang harus dilakukan
orangtua adalah mengajak anaknya berbicara, semakin orangtua terlibat dalam kegiatan bahasa dengan anak maka anak akan
berbahasa lebih baik. Berbicara dengannya, memperlihatkan sesuatu,
membacakannya cerita dapat membantu pendengarannya.
Sebagai orang tua, kita dituntut untuk bermain banyak peran dalam kehidupan
anak. Pertama, Anda harus menciptakan lingkungan yang penuh kasih sehingga anak
Anda tumbuh membentuk hubungan yang dekat dengan anggota keluarga. Hal ini akan
membantu anak belajar memelihara hubungan dengan orang lain di luar keluarga.
Kedua, orangtua harus memberikan perawatan harian untuk membuat anak yakin
memiliki kehidupan yang sehat dan aman. Ketiga, membantu anak membentuk pribadi yang unik.
Orangtua harus cukup fleksibel untuk tidak memaksakan kepribadiannya terhadap
anak. Keempat adalah mendorong pengembangan kemerdekaan, mengizinkan kebebasan dengan
batasan-batasan yang jelas untuk menunjukkan citra diri anak yang baik dan rasa aman. Kelima, Orangtua juga
harus menciptakan lingkungan yang merangsang untuk belajar, dimulai sejak lahir
dan terjadi paling mudah selama tahun-tahun awal. Keenam, Membantu anak membangun
sebuah kehidupan batin yang kaya dan bermanfaat, dan terakhir membantunya mengasimilasi
budaya sendiri serta mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain.
Berdasarkan bab Montessori Methode dalam buku Montessori: Play
and Learn; A Parent’s
Guide to Purposeful Play From Two to Six, ada beberapa hal yang menarik dan jelas terlihat ditekankan dalam
pemikiran Montessori, antara lain terkait dengan masalah:
1. Pentingnya
memahami karakter dan tahap perkembangan anak
2. Memberikan
kebebasan berekspresi yang disertai kesepakatan tentang batasan yang jelas
3. Mengajarkan
anak tentang kepatuhan, kedisiplinan dan kemandirian, karena hal tersebut akan
membantu pembentukana karakter anak
4. Memfasilitasi
anak untuk belajar dan bermain sesuai tahap perkembangannya
5. Anak di usia
0-6 tahun berada dalam periode sensitif yang vital bagi perkembangan di
kehidupan selanjutnya, karenanya pembelajaran keteladanan atau modeling
sangat besar pengaruhnya bagi anak
Bila melihat
beberapa poin di atas, sesungguhnya pemikiran Montessori tentang pendidikan
anak tidak jauh berbeda dengan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam. Pendidikan
keteladanan misalnya, Ulwan mengungkapkan keteladanan dalam pendidikan
merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam
mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak.
ôs)©9 tb%x.
öNä3s9
Îû
ÉAqßu
«!$#
îouqóé&
×puZ|¡ym
`yJÏj9
tb%x.
(#qã_öt
©!$#
tPöquø9$#ur
tÅzFy$#
tx.sur
©!$#
#ZÏVx.
ÇËÊÈ
Artinya: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab: 21).
Begitu pula dengan kedisiplinan, Mushthafa menyebutkan
bahwa aturan, tata tertib dan disiplin merupakan unsur-unsur yang dapat menjadi
penyebab keunggulan anak.
Bicara tentang konsep reward dan punishment,
Montessori tidak saja meniadakan paksaan tetapi juga hukuman dan ganjaran, hal
ini menurut Dewantara karena dikhawatirkan anak berbuat karena mencari upah
atau karena takut akan hukuman, terkait dengan ini banyak pakar pendidikan yang
berbeda pendapat. Al-Ghazali
sebagaimana yang diungkap Budaiwi mengikuti manhaj Nabi saw yang suka memuji
sahabatnya guna memotivasi mereka, menegaskan bahwa apabila anak menampilkan
akhlak terpuji dan perbuatan baik, selayaknya ia dihargai dan dibalas dengan
sesuatu yang menyenangkan serta dipuji di hadapan orang lain.
Menurut penulis kedua pendapat ini tidak perlu dipertentangkan, Islam pun tentu
tidak mengizinkan jika hal tersebut berdampak buruk bagi anak.
Salah satu yang menarik dalam konsep Montessori
menurut KH Dewantara adalah gagasan tentang latihan panca indera,
menyempurnakan pekerjaan mata, telinga, hidung, lidah, kulit penting untuk
memajukan pikiran anak-anak.
Dalam montessorischool atau kelas-kelas yang menggunakan metode
Montessori, meskipun anak bersama-sama dalam satu ruangan, tetapi masing-masing
anak mengerjakan pekerjaannya masing-masing, ada yang menulis, menggambar atau
berhitung yang kesemuanya dilakukan dengan bermain. Guru tidak boleh memaksa
anak, ia hanya boleh memancing anak agar tertarik dengan pekerjaan lain.
Sujiono memberi gambaran yang lebih jelas bagaiman
mengimplementasikan konsep Montessori. Berdasarkan teorinya, Montessori
membebaskan anak belajar menurut tempo, cara dan materi yang dipilihnya sendiri
sesuai dengan taraf kemampuan dan minatnya. Menurutnya anak tidak perlu
bersaing dengan anak lain atau dihambat kemajuannya agar sesuai dengan
kelompok. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa hanya dengan disiplin diri,
seorang betul-betul bebas untuk belajar, bila anak-anak menguasai teknik dan
materi belajar, bebas untuk berkreasi maka ia akan benar-benar menjadi
imajinatif. Sebagai salah satu contoh, ketika mengajari anak membaca, bisa
digantungkan kertas bertuliskan nama-nama benda, misalnya meletakkan kertas
bertuliskan “jendela” tepat di bawah jendela, lama-lama anak akan melihat
hubungan antara benda dan katanya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini
di Indonesia termasuk alat peraga edukatif (APE)-nya tidak terlepas dari
pengaruh Montessori, untuk APE ia menrancangnya sedemikian rupa sehingga anak
mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya. APE ala Montessori
diciptkan untuk memudahkan anak mengingat konsep-konsep yang akan dipelajarinya
tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri.
Beberapa contoh APE ciptaannya adalah puzzle berbentuk geometri,
silinder dengan berbagai ukuran, papan bentuk bidang I dan II serta kantong
keterampilan tangan untuk melatih kemandirian.
Silinder dengan
berbagai ukuran
Berbagai
bentuk geometri
Meskipun demikian metode Montessori juga tidak luput dari
kritik karena tidak menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial, program
Montessori yang tradisional dianggap kurang menekankan pada pengembangan
kreativitas, musik dan seni.
Terlepas dari pro dan kontra, Montessori berikut
pemikirannya merupakan kontribusi besar bagi dunia pendidikan anak usia dini,
bila dipadankan dengan ajaran Islam, banyak pemikiran Montessori yang sejalan
dengan konsep pendidikan anak yang ditawarkan oleh Islam. Oleh karena itu
metode Montessori dapat diaplikasikan dalam praktek pendidikan anak tanpa harus
melanggar aturan ajaran yang ditetapkan Islam dan menyesuaikannya kembali
dengan sosio-kultural bangsa kita.
Penutup
Maria
Montessori sangat menekankan kemampuan menyerap anak di masa sensitif selama
enam tahun pertama, karenanya peran orang tua tidak boleh diremehkan pada
periode yang paling vital ini. Beberapa hal yang harus ditekankan adalah
masalah pentingnya memahami karakter dan perkembangan anak, kedisiplinan,
kepatuhan, kemandirian, bersikap demokratis, memberikan rasa nyaman dan
menstimulus anak untuk belajar dan bermain.
Daftar
Pustaka
Britton,
Lesley. Montessori: Play and Learn; A Parent’s Guide to Purposeful Play From
Two to Six. New York: Crown Publisher, 1992.
Budaiwi, Ahmad
Ali. Imbalan dan Hukuman: Pengaruhnya Bagi Pendidikan Anak. cet. ke-2.
terj. Syihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Dewantara, K.H.
Pendidikan. cet. ke-3. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa,
2004.
Montessori,
Maria. Absorbent Mind. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Musthafa, Fuhaim.
Manhaj Pendidikan Anak Muslim. terj. Abdillah dkk Jakarta: Mustaqiim,
2004.
[1]
Lesley Britton, Montessori: Play and Learn; A Parent’s Guide to Purposeful
Play from Two to Six (New York: Crown Publilisher, 1992), hlm. 8.
[2] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
(Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 107.
[3]
Wikipedia Indonesia, “Maria Montessori” (http://id.wikipedia.org), dalam
Google.co.id. diakses tanggal 21 Maret 2010.
[4]
Britton, Montessori, hlm. 24.
[5]
Montessori, The Absorbent Mind: Pikiran yang Mudah Menyerap (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), hlm. XIII
S1288poker adalah penyedia taruhan poker online dengan uang asli yang dapat dipercaya dan dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan anda dalam bermain poker online menggunakan uang asli.
BalasHapusUntuk dapat bermain poker di S1288poker,com sangat mudah, anda dapat melakukan deposit minimal Rp.10.000,- dengan keuntungan semaksimal mungkin.
kelebihan lainnya adalah anda dapat bermain tanpa harus menghawatirkan adanya program atau penggunaan bot pada website S1288poker,com karena di S1288poker permainan player vs player. (PIN BBM : 7AC8D76B)