Ahlan Wasahlan

Selamat Datang Di Blog "The Elly's" !!. Semoga Bermanfaat

Ahlan Wasahlan

Selamat Datang Di Blog "The Elly's" !!. Semoga Bermanfaat

Ahlan Wasahlan

Selamat Datang Di Blog "The Elly's" !!. Semoga Bermanfaat

Ahlan Wasahlan

Selamat Datang Di Blog "The Elly's" !!. Semoga Bermanfaat

Ahlan Wasahlan

Selamat Datang Di Blog "The Elly's" !!. Semoga Bermanfaat

Senin, 26 Januari 2015

“ULAR TANGGA CERDAS”



NASKAH PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR
“ULAR TANGGA CERDAS”

A. Tujuan Pembuatan Media

Selama ini pembelajaran membaca kerap terperangkap pada aktivitas kognitif yang monoton dan membosankan, media Ular Tangga yang dibuat dengan skala besar ini akan membantu anak mengenal huruf dengan cara yang menyenangkan. Dalam permainan ini anak tidak saja melakukan aktivitas kognitif, akan tetapi juga melatih kemampuan motorik kasar, bahasa dan social emosional anak.
Dalam karakteristik anak usia dini, proses pemprosesan informasi pada otak akan bekerja maksimal apabila melakukan kegiatan yang menyenangkan. Permainan Ular Tangga Cerdas berangkat dari konsep dasar pendidikan anak usia dini yakni Bermain.
Berikut beberapa aspek yang akan dikembangkan dalam permainan Ular Tangga Cerdas:
1.     Kecerdasan Kinestetik
Permainan ini akan melatih dan mengakomodir anak yang memiliki kecerdasan kinestetik. Anak akan belajar mengenal huruf, angka dan nama-nama binatang sembari melakukan gerakan melompat, berlari, berjalan dan berjalan mundur.
2.    Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik anak akan dilatih dengan pengenalan anak terhadap nama-nama binatang, bagaimana anak menangkap perintah yang diberikan kepadanya atau bisa juga diperoleh dari proses komunikasi yang terjadi selama permainan baik antar sesama anak maupun antara anak guru/orang dewasa yang mendampingi. 
3.    Kecerdasan Interpersonal
Dengan latihan mengelola emosi anak saat melakukan permainan bukan tidak mungkin akan melahirkan kecerdasan interpersonal anak. Dalam permainan ini anak akan belajar mengelola emosinya saat kalah, terjatuh, menang, persengketaan dan lain sebagainya

4.    Kecerdasan Intrapersonal
Karena skala permainan yang besar dan anak akan diposisikan sebagai pion atau bidak, maka kemungkinan akan terjadinya persengketaan selama permainan amat besar. Disinilah fungsi guru untuk “membantu” (bukan mengintervensi) anak memecahkan masalah yang timbul. Permainan ini akan melatih anak untuk saling berkomunikasi, bekerjasama, toleransi dan memecahkan masalah yang timbul selama permainan
5.    Kecerdasan Visual-Spasial
Permainan ini disetting dengan pertimbangan space yang cukup untuk anak bergerak bebas teratur di dalam map. Permainan ini akan mengajarkan anak untuk mengenal kotak, warna dan tertib langkah. Tidak semua anak dapat berada atau melangkah tepat dengan aturan yang ada, karena itulah permainan ini bisa digunakan untuk melatih kecerdasan visual-spasial anak.

B. Target Siswa
Target siswa yang ingin dikembangkan adalah siswa kelas B.  Aspek yang akan dikembangkan adalah bahasa, fisik motorik, social emosional dan kognitif

C. Jenis Media
Media Ular Tangga Cerdas sesungguhnya adalah bentuk media poster yang dibuat dengan skala besar.
D.Deskripsikan Pengembangan Materi
Media Ular Tangga Cerdas ini dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai macam permainan yang menyenangkan, antara lain:
1.   Bermain Ular Tangga dengan melempar dadu
2.  Bermain tebak-tebakan
3.  Bermain mencari angka
4.  Bermain mencari huruf
5.  Bermain mencari binatang
6.  Bermain tepat melangkah

E. Alat dan Bahan yang Diperlukan
Berikut beberapa bahan yang diperlukan dalam permainan ini, Yaitu:
1. Poster Ular Tangga ukuran besar
2. Dadu yang terbuat dari kayu/streofom dll
3. Kartu tebak-tebakan

F. Cara Membuat
Berikut langkah-langkah pembuatan Ular Tangga Cerdas:
1. Pilih gambar, huruf, angka yang sesuai dengan tema yang diangkat
2. Buat  dadu dari kertas tebal atau kayu, agar lebih menarik dapat diberi cat dan simbol di atasnya
3. Buat Kartu bermain tebak-tebakan dari kertas biasa 

G.Cara Menggunakan
1.     Permainan Ular Tangga
Anak diminta untuk berjalan di atas map sesuai dengan angka yang keluar dari lemparan dadu guru/temannya.  Anak harus mengikuti peraturan untuk antri, tertib, berjalan naik saat bertemu tangga, dan menurun saat bertemu ular
2.    Permainan Tebak-tebakan
Guru akan membacakan pertanyaan tebak-tebakan, dan anak akan menuju nama binatang, huruf atau angka yang sesuai dengan pertanyaan guru sambil menyebutkannya keras-keras
3.    Bermain mencari
Guru dapat meminta anak untuk mencari huruf, angka atau binatang yang disebutkannya
4.    Bermain tepat melangkah
Guru menyebutkan berapa langkah yang diperebutkan dan meminta anak untuk melakukan suit, anak yang menang dapat melangkah sesuai dengan jumlah yang disebutkan guru

H.       Pesan Moral/Karakter yang Dikembangkan
Pesan moral yang ingin disampaikan dalam media Ular Tangga Cerdas ini adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas antara siswa yang satu dengan lainnya

I.  Cara Penyimpanan Media
Karena menggunakan cat, media memerlukan perawatan khusus agar cat tidak cepat luntur yang antara lain adalah: melepas alas kaki selama permainan berlangsung,  digulung atau dibentangkan dengan benar untuk menghindari patah pada dasar dan disimpan ditempat yang tidak panas

J.  Desain Media
Media disetting dengan menggunakan program photoshop dengan menentukan ukuran keseluruhan dasar media dengan pembagian rasio huruf abjad sebanyak 26 huruf dengan mempertimbangkan isi yang cocok dan ukuran yang nyaman.

Pemanfaatan WEB Sebagai Sarana Pembelajaran




Oleh Elly Agustina, S.Sos.I

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi yang semakin pesat mempengaruhi pelaksanaan proses pendidikan. Teknologi informasi juga dapat membantu memecahkan berbagai masalah pendidikan jika teknologi informasi dikembangkan dan dikemas sesuai dengan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran. Salah satu aplikasi teknologi informasi yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ialah internet.

Kamis, 22 Januari 2015

APLIKASI METODE MONTESSORI


Oleh Elly Agustina, S.Sos.I

  A.  Pendahuluan

Montessori adalah salah satu tokoh yang menjadi referensi dalam dunia pendidikan anak usia dini. Tahun 1896, wanita yang lahir (1870) di Chiaravile, Italia ini menjadi Doktor wanita pertama yang mendapat gelar Doctor of Medicine.
Sebagai seorang dokter Montessori juga tertarik pada anak. Saat bekerja sebagai asisten klinik psikiatri di Universitas Roma dan bergaul dengan para perempuan dan anak ia menghadapi murid idiot, yang memiliki otak yang lemah, karena mereka tidak  berfungsi baik di sekolah maupun di keluarganya, mereka dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa bersama para kriminal, hal ini menjadikannya sangat peka terhadap nasib anak-anak yang terkurung  tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak mendapat stimulasi sensori apapun. Ketika mereka diambilkan makanan, mereka akan bertiarap di lantai mencari remah-remah. Terpikir olehnya bahwa harus ada usaha yang berbeda untuk merubah prilaku mereka, ia kemudian mencoba belajar tentang dunia di sekitar mereka.[1] Dari pekerjaanya yang berhubungan dengan anak-anak yang menyandang cacat mental, Montessori banyak menemukan ide dan gagasan untuk pendidikan anak normal.[2]  

Ragam Sastra Untuk Anak Usia Dini



RAGAM SASTRA UNTUK ANAK USIA DINI
oleh Elly Agustina

A.  Ragam Sastra
Dalam berbagai literatur tentang sastra secara garis besar menyebutkan ada empat ragam karya sastra, yaitu puisi, prosa, prosa liris, dan drama. Sugono mendefinisikan puisi, prosa dan drama adalah sebagai berikut :[1]
1.   Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus.
2.   Prosa adalah jenis sastra dengan pentuk paragraf yang bebas menggunakan kata-kata yang diinginkan pengarang. Prosa lebih dikenal dengan cerita kehidupan dan bahasa prosa sangat dekat dengan bahasa sehari-hari.
3.   Drama adalah jenis karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan lewat lakuan dan dialog (percakapan) para tokoh. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung.

BRAIN BASED LEARNING PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI



BRAIN BASED LEARNING
PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh:
Elly Agustina




Banyak pakar yang melakukan pengkajian terhadap keberadaan otak manusia, Amerika mencanangkan tahun 1990-2000 sebagai brain era dengan melakukan banyak kajian yang menghasilkan temuan-temuan mutakhir tentang otak. Sebagaimana yang sudah jamak kita ketahui Otak sangat besar peran dan fungsinya pada keberlangsungan hidup manusia. Otak adalah bagian susunan saraf pusat (SSP) yang tersimpan dalam rangka tengkorak. Hubungan otak dengan bagian-bagian saraf lain di tubuh membentuk jalinan saraf yang mengatur seluruh kegiatan organ tubuh. otak mempunyai peran penting dalam perkembangan anak. Dengan berkembangnya otak anak tentu akan memungkinkannya memiliki berbagai kecakapan hidup yang akan berguna bagi proses survive dan aktualisasi diri anak di kemudian hari.

Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Pada Pembelajaran Berbasisi INTERNET




 Oleh Erwin Suryaningrat, M.Hum

Revolusi digital yang sedang kita hadapi saat ini mengubah dunia yang tadinya merupakan masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. Informasi bukan lagi barang langka, masyarakat rela mengeluarkan pundi-pundi uangnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Informasi yang kita dapat baik lewat televisi, radio, media cetak dan media massa lainnya tidak lagi sekedar menjadi hiburan tetapi terkadang telah menjadi tuntunan bagi kita untuk berbuat dan menentukan sikap.

Pengembangan Keterampilan Sosial Pada Anak Usia Dini



 Oleh Elly Agustina, S.Sos.I

A.  Latar Belakang
Acapkali orang tua, guru atau orang dewasa menuntut anak untuk mampu bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya tanpa didahului dengan contoh atau pengalaman sosial yang baik dan benar dari lingkungannya.
Anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun berada dalam fase golden age. Berbagai potensi anak berkembang pada masa tersebut, baik secara kognitif, emosional, spiritual maupun sosial. Sayangnya banyak pihak yang kerap lalai memanfaatkan periode tersebut sebagai moment penting yang perlu disikapi dengan sistematis, tepat dan cerdas.
Kehadiran lembaga pendidikan bagi anak usia dini sesungguhnya selain diharapkan mampu memberikan alternatif pengasuhan bagi anak selain rumah dan masyarakat juga diharapkan mampu secara optimal membantu merangsang perkembangan anak di usia rentan tersebut.